FORUM PENGAJIAN QUR'AN HADITS

"Kami hanya ingin menegakkan nilai-nilai Al-Quran dan Al-Hadits"
cbox

Jumat, 05 Juli 2013

Apakah Yang Dimaksud Dengan “Manquul”?

“Manquul” berasal dari bahasa Arab, yaitu “Naqola-Yanqulu”, yang artinya “pindah”. Maka ilmu yang manquul adalah ilmu yang dipindahkan / transfer dari guru kepada murid. Dengan kata lain, Manqul artinya berguru, yaitu terjadinya pemindahan ilmu dari guru kepada murid. Dasarnya adalah sabda Rosulullohi Shollallohu Alaihi Wasallam, dalam Hadits Abu Daud, yang berbunyi:
Yang artinya: “Kamu sekalian mendengarkan dan didengarkan dari kamu sekalian dan didengar dari orang yang mendengarkan dari kamu sekalian”.

Dalam pelajaran tafsir, “Tafsir Manquul” berarti mentafsirkan suatu ayat Al-Qur’an dengan ayat Al-Qur’an lainnya, mentafsirkan ayat Al-Qur’an dengan Al-Hadits, atau mentafsirkan Al-Qur’an dengan fatwa shohabat. Dalam ilmu Al-Hadits, “manquul” berarti belajar Al-Hadits dari guru yang mempunyai isnad (sandaran guru) sampai kepada Nabi Muhammad Shollallohu Alaihi Wasallam. Dasarnya adalah ucapan Abdulloh bin Mubarok dalam Muqoddimah Hadits Muslim, yang berbunyi:
Yang artinya: “Isnad itu termasuk agama, seandainya tidak ada isnad niscaya orang akan berkata menurut sekehendaknya sendiri”.

Dengan mengaji yang benar yakni dengan cara manqul, musnad dan mutashil (persambungan dari guru ke guru berikutnya sampai kepada shohabat dan sampai kepada Rosulullohi Shollallohu ‘Alaihi Wasallam), maka secepatnya kita dapat menguasai ilmu Al-Qur’an dan Al-Hadits dengan mudah dan benar. Dengan demikian, kita segera dapat mengamalkan apa yang terkandung di dalam Al-Qur’an dan Al-hadits sebagai pedoman ibadah kita. Dan sudah barang tentu penafsiran Al-Qur’an harus mengikuti apa yang telah ditafsirkan oleh Rosulullohi Shollallohu ‘Alaihi Wasallam. Sebagaimana dalil berikut ini, yang tercantum di dalam Hadits Tirmidzi, yang berbunyi:
Artinya: “Tafsir Al-Qur’an dari Rosululillahi Shollallohu ‘Alaihi Wasallam”.

Dan sebaliknya, jika kita membaca Al-Qur’an atau menterjemahkannya dengan dasar kepintaran pemikiran kita sendiri tanpa berguru, maka menurut Rosulullohi Shollallohu Alaihi Wasallam dalam sabdanya di Hadits Abu Daud, berbunyi:
Yang artinya: “Barangsiapa berkata dalam kitab Alloh Yang Maha Mulia dan Maha Agung dengan pendapatnya sendiri lantas benar, maka itu sungguh-sungguh salah”.

Di dalam Hadits Tirmidzi, Rosulullohi Shollallohu Alaihi Wasallam, bersabda lebih tegas lagi, yaitu:
Yang artinya: “Barangsiapa berkata dalam urusan Al-Qur’an dengan tanpa ilmu (hanya berdasar pada pemikirannya sendiri, tanpa ada petunjuk guru sesuai dengan dalil yang benar), maka hendaknya ia bertempat pada tempat duduknya di dalam neraka”.
Na’uudzu Billaahi Min Dzaalik(a).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alhamdulilah Jaza Kumullohu Khoiro , Atas Komentarnya Semoga Alloh Paring aman, selamat, lancar, berhasil, barokah...!