FORUM PENGAJIAN QUR'AN HADITS

"Kami hanya ingin menegakkan nilai-nilai Al-Quran dan Al-Hadits"
cbox

Senin, 01 Juli 2013

Hati-hati Pelintiran Maut Hizb Albaniyah

Saya iseng2 membaca buku terjemahan syaikh Abdus Salam bin Barjas bin Nashir, seorang ulama yang menjadi salah satu acuannya kelompok Hizb Albaniyah atau yg terkenal dengan sebutan Salafi Bodong. Syaikh nya tentu bukan Salafi Bodong, tetapi tulisannya hanya dijadikan referensi dan menjadi korban plintiran oleh Hizb ini.

Setelah membaca ulasan saya, saya mengharapkan anda terbuka matanya akan pelintiran konyol gaya hizb Albaniyah. Di buku itu, ada beberapa kaidah tentang masalah imam dan baiat. Salah satunya adalah kaidah: Wajibnya baiat pada Imam Muslim yang tegak lagi kokoh dan hukuman keras bagi orang yang tidak berbaiat serta ancaman bagi orang yang membatalkan baiatnya.


Di situ di-quote juga hadits yang terkenal tentang mencabut baiat:
Barangsiapa melepaskan tangan dari ketaatan dia akan menjumpai Allah pada hari kiamat dalam keadaan tidak punya hujah untuk membela diri. Dan barangsiapa yang mati sedangkan tidak ada baiat di lehernya, maka mati dia dalam keadaan jahiliah.

Saya tidak habis pikir kalau masih saja ada yang berpendapat mati dalam keadaan mati jahiliah itu mati "tidak apa2" atau "mati biasa2" saja. Sudah jelas di situ konteks dan nuansanya adalah ANCAMAN, bahkan sang Syaikh saja menggunakan hadits ini sebagai ancaman bagi orang yang menarik baiat/tidak mau baiat.
Di kaidah ini juga terdapat beberapa hadits "ancaman" lain lagi yang digunakan untuk memperkuat hujah, antara lain: "Orang yang berkhianat (mencabut baiat) akan dipasang bendera (penghianat) di hari kiamat". Kemudian sang Syaikh juga menulis:"Dan sesungguhnya pengkhianatan yang palng besar, jika tidak ada penghianatan yang lebih besar (syirik) adalah: orang yang berbaiat kepada orang lain dalam rangka baiat ke Alloh dan rasulnya kemudian mengkhianatinya."

Pelajaran 1: jelas yang menganggap mati jahiliyah sebagai "mati biasa" adalah pelintiran MAUT yang nyata oleh Hizb Albaniyah. Hizb ini mengaggap mengikuti ulama salaf, padahal yang dilakukan adalah memanipulasi ulama salaf. Waspadalah! Waspadalah!

2. Di buku itu membahas wajibnya taat pada Pemerintah dan Pemimpin yang dibaiati. Di buku itu diuraikan cerita tentang kejadian dulu seperti berbaiatnya ibnu Umar kepada Abdul Malik setelah terjadi perpecahan dengan Ibnu Zubair.

Dalam membaca riwayat baiat kepada pemerintah, haruslah hati2 mencernanya. Pemerintah yang harus dibaiati dan ditaati adalah pemerintah yang berdasarkan AlQuran dan Al Hadits dan yang berusaha menegakkan syariat. Jadi harus ada landasannya: Quran dan Hadits, dan harus berusahan menegakkan syariat (ingat yang penting usahanya, bukan hasilnya). Jadi bukan pemerintahan presidensial seperti RI yang setiap 5 tahun diganti yang kadang presidennhya perempuan dan suatu waktu bisa saja seorang non-Muslim. Apa anda mau memberikan baiat ke orang Non-muslim?

Jadi riwayat-riwayat yang bertebaran tentang generasi setelah nabi dimana dilarang demonstrasi, dilarang menentang pemerintahan adalah pemerintahan yang berlandaskan Quran dan Hadits. Tidak ada satupun riwayat yang menerangkan taat pada pemerintahantidak berdasarkan Quran dan Hadits (meskipun di sana sini ada saja fitnah sang khalifah misalkan pernah minum khamr, dsb). Tidaklah dibahas kalau bentuk pemerintahannya seperti Amerika dengan presidennya George Bush atau Obama. Kalau ada contoh riwayat baiat kepada umat non-muslim, tolong disampaikan saja ke publik.

Nah kalau ada riwayat misalkan ibnu Umar mempertahankan baiat terhadap Yazid, itu semata-mata secara syariah Yazid (seorang muslim) memang berhak dibaiati, karena landasannya memang Quran dan Hadits, meskipun dari sisi ilmu dan kefakihan Yazid itu tidak yang se-ideal yang ibnu Umar inginkan. Jadi jangan disamakan dong ah dengan larangan demo dan taat ke Presiden Sarkozy yang bukan seorang muslim dan yang melarang orang berjilbab ke sekolah negeri. Sejak kapan ada dalil yang mengharuskan taat kepada non-muslim?
Inilah pelintiran kedua yang sangat fatal. Menurut hizb ALbaniyah, anda-anda dimanapun berada harus taat kepada presiden anda. Di mana letak pelintirannya?
a. Karena presiden anda tidak anda baiati. Ibnu umar tetap taat dan tidak mencabut ketaatan kepada Yazid karena memang dia telah BERBAIAT (janji setia) kepada Yazid.
b. Presiden tidak semuanya muslim. Di Amerika, Perancis, dll presidennya non-muslim ataupun bahkan perempuan.
c. Landasan memberikan baiat adalah kepada imam yang berjalan di atas Quran dan Hadits (meskipun dalam menjalankan tidak ada yang sempurna). Jadi kalaupun ada negara yang suasananya kondusif islami, tetapi tidak diikrarkan berazaskan Quran dan Hadits, tetap saja bukan pemimpin/pemerintahan yang dimaksud (bisa dibaiati).
Jadi jangan mengada2 taat kepada pemerintah. Taat itu ada SETELAH memberikan janji ketaatan (BAIAT). Adapun keinginan/kebijakan taat pada pemerintah (siapapun pemerintahnya) boleh-boleh saja. Tapi jangan bawa2 dalil taat kepada amirul mukminin. Taat kepada pemerintah sama halnya dengan taat kepada pemimpin perusahaan tempat kita kerja. Boleh-boleh saja sesuai kepentingan mutual (saling menguntungkan), tapi tidak ada hubungannya dengan mati jahiliyah.

3. Substitusi kata "imam" dengan "penguasa" yang serampangan.
Kita harusnya teliti dalam menerjemahkan sebuah hadits. Imam, Amir, Sulthon, Khalifah adalah sama-sama pemimpin. Tetapi kalau kita cermati dalil-dalil, yang wajib dipenuhi adalah baiat kepada imam. Imam bisa menjelma menjadi khalifah kalau qadarnya baik. Punya daerah kekuasaan dan berdaulat seperti negara Saudi. Tetapi kalau tidak sampai seperti saudi, tetap status nya adalah Imam, yang penting apa-apa yang diperintahkan sudah dijalankan (mengangkat imam dengan baiat).

Jadi jangan serampangan mensubstitusikan "imam" dengan "penguasa yang punya daerah kekuasaan" pada hadits2. Belum ada saya bertemu hadits yang mensyaratkan daerah kekuasaan kepada seorang imam. Yang ada, hanyalah, jika bertempat tinggal di daerah yang berkuasa seorang khalifah seperti di saudi, maka wajib untuk memberikan baiat dan taat pada khalifah tersebut yang otomatis menjadi amirul mukminin di daerah kekuasaannya.

Nah pelintirannya hizb Albaniyah adalah: yang namanya imam harus punya wilayah kekuasaan berdaulat seperti saudi. Kalau tidak ketemu/bertempat tinggal pada imam yang punya wilayah seperti saudi, lebih baik tidak baiat (lebih baik menentang perintahnya Nabi).

Sekarang terserah kepada anda, mana menurut anda yang lebih baik dan benar:

A. Taat kepada pemerintahan berdaulat (padahal tidak pernah memberikan baiat) yang mana pemimpin negara tersebut tidak berazazkan Quran dan Hadits dan si pemimpin itu belum tentu seorang muslim (Tidak ada tali baiat di leher, namun memberikan ketaatan tanpa baiat kepada pemimpin yang belum tentu muslim)

B. Taat kepada Imam yang dibaiati yang mengikrarkan jamaahnya berazazkan Quran dan Hadits, namun Imam tersebut tidak punya kekuasaan setara Saudi. (secara dalil sudah memenuhi yang diperintahkan, hanya tidak berbentuk negara).
waspada-khawarij.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alhamdulilah Jaza Kumullohu Khoiro , Atas Komentarnya Semoga Alloh Paring aman, selamat, lancar, berhasil, barokah...!