FORUM PENGAJIAN QUR'AN HADITS

"Kami hanya ingin menegakkan nilai-nilai Al-Quran dan Al-Hadits"
cbox

Jumat, 05 Juli 2013

THOLABUL ILMI QURAN HADITS DI MASJIDIL HAROM MAKAH

Di Masjidilharam terdapat dua model pendidikan. Pertama yaitu pendidikan model halakoh, dimana semua santri mengelilingi gurunya. Masing-masing santri mendengarkan apa yang disampaikan oleh sang Guru (Syeh). Adapapun materinya, seperti; tafsir, hadis (bukhori, muslim, sunan tirmidzi), fikih usul fikih. Sebagian santri membawa kitab, dan sebagian lagi hanya pendengar setia. Biasanya, santri-santri yang belajar pada masayih di Masjidilharam berasal dari berbagai Negara, seperti; Indonesia, Malaysia, India, Pakistan, Afrika, dan sebagian lagi daratan Jazirah Arabiyah.

Pengajian model halakoh ini biasanya dilakukan setelah sholat Magrib, Ashar, dan Subuh. Sebagian ulama-ulama Indonesia yang terkenal dan besar di tanah suci melakukan cara seperti ini. Imam Nawawi al-Bantani, Syeh Muhammad Mahfud al-Turmusi, Syeh Muhammad Yasin Al-Fadani, Syeh Abdul Karim al-Banjari, Syeh Abdul Qodir Al-Mandili. Kendati mereka belajar dengan cara klasik, mereka juga belajar model pendidikan clasikal (Formal Education). Di Makkah, ada beberapa sekolah, seperti; Madrasah Darul Ulum al-Diniyah (didirikan oleh Syeh Mohammad Yasin al-Fadani), Madrasah Soulatiyah, Madrasal Al-Falah.

Beberapa halakoh yang masih berlangsung saat ialah, Halakoh yang di asuh langsung oleh Syeh Makky Al-Bakistani (di belakang Hijir Ismail). Setiap lepas sholat subuh, beliau mengajarkan dan menularkan ilmunya kepada santri-santr hingga waktu dhuha. Ada putranya Syeh Abdul Kadir Al-Mandili (Mandailing), Syeh Wasiuallah. Semua mengjarkan ilmu-ilmu agama, sebagaimana yang dilakukan pendahulunya.Ma’had al-Haram dan Halakoh Masjidilharam.

Sebagian santri yang mengikuti halakoh, ternyata banyak juga yang ikut serta dalam pendidikan formal, di Ma’had Al-Haram. Ma’had ini termasuk pendidikan formal, letaknya di pintu Malik Fahad bin Abdul Aziz. Pelajar-pelajar dari berbagai negara seperi; Indonesia, Afrika, India, Pakistan, Thailand, Malaysia diterima belajar di sana. Bahkan, tidak sedikit dari warga Negara Arab Saudi sendiri yang ikut belajar di Ma’had al-Haram. Tentunya setelah melalui seleksi yang ketat serta mengikuti aturan dan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati oleh kerajaan. Pelajar-pelajarnya juga mendapat bantuan (beasiswa) setiap bulan dari pemerintah. Materi yang di ajarkan adalah ilmu hadis, seperti; Bukhori, Muslim agama, karena tujuan utamanya ialah melestarikan nilai al-Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad Saw serta kitab-kitab klasik (turost).

Pada setiap pintu utama Masjidilharam, seperti; Abdul Aziz, Malik Fahad, Babu al-Salam, Bab al-Fattah, Bab al-Umrah. Di pelataran Masjidilharam, seperti; lurusnya Hijir Ismail, Rukun Yamani, biasanya menjadi tempat halakoh (pengajian rutin) setiap lepas sholat magrib dan subuh. Jadi, hampir semua kegiatan pengajian di Masjidilharam terus menerus. Pada abad 16-17 hingga abad 20-an, masih banyak ulama keturunan Indonesua yang mengajar di Masjidilharam. Tetapi, saat ini sudah langka. Kendati keturunan Indonesia sudah langka, tetapi kegiatan melestarikan al-Qur’an dan sunnah Nabi Saw melalui pengajian-pengajian masih berjalan dengan baik dan lancar. Ini juga menjadi bukti nyata, bahwa Makkah menjadi pusat kajian ilmu agama dari masa kemasa.



NB:
Alhamdulillah, di dalam jamaah sudah mencocoki dan menerapkan sistem belajar Halaqoh yg di terapkan di Mekah sana, dan di jamaah lebih populer atau lebih dikenal dengan sistem pengajian MMM.

Alhamdulillah di dalam jamaah TIDAK MENGENAL sistem pengajian yg tidak di terapkan di mekah sana yaitu mengaji pasif membaca kitab karangan di toko buku, mengaji pasif searah cuma mendengarkan radio rujak, serta acara bedah buku (dauroh) kitab karangan. yg dimana PERLU DITANYAKAN sah tidaknya sistem pengajian tsb di hadapan Allah kelak.

artikel ini sy posting utk membuka cakrawala jamaah tentang pengajian MANQUL MUSNAD MUTTASHIL di bumi mekah sana, dan di mekah sana lebih populer dengan istilah HALAQOH, sambung ngajinya pun setiap hari loh, waktunya setelah magrib, setelah subuh, setelah isya, dll. tergantung gurunya yg ngajar siapa. sayangnya. sistem pengajian MANQUL MUSNAD MUTTASHIL ini di anggap BIDAH oleh kaum FRIH TALAPI BIN MURJIAH, bahkan sambung pengajian juga di anggap BIDAH oleh mereka (FRIH). sistem pengajian yg benar menurut VERSI MEREKA yaitu membaca kitab karangan, mendengarkan radio, dan bedah buku (jika ada kesempatan numpang masjid).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alhamdulilah Jaza Kumullohu Khoiro , Atas Komentarnya Semoga Alloh Paring aman, selamat, lancar, berhasil, barokah...!