FORUM PENGAJIAN QUR'AN HADITS

"Kami hanya ingin menegakkan nilai-nilai Al-Quran dan Al-Hadits"
cbox

Sabtu, 20 September 2014

Fenomena Habib dan Mitos Keturunan Nabi

Tak banyak yang tahu darimana asal muasal sebutan
Habib. Orang awam hanya paham , Habib identik dengan
ustadz keturunan Arab dengan stereotip berjanggut tebal
dan bersorban . Publik hanya mengetahui bahwa Habib
adalah pendakwah yang harus dihormati .
Jika ditelisik dalam perspektif antropologis , munculnya
Habib merupakan fenomena ‘penghormatan ’ terhadap
keturunan Nabi Muhammad SAW . Sebutan Habib itu
dinisbatkan secara khusus terhadap keturunan Nabi
Muhammad melalui Fatimah az - Zahra ( berputra Husain
dan Hasan) dan Ali bin Abi Thalib , atau keturunan dari
orang yang bertalian keluarga dengan Nabi Muhammad
( sepupu Nabi Muhammad ) .
Dari trah itulah muncul gelar khusus , yaitu Habib ( yang
tercinta) , Sayid ( tuan) , Syarif ( yang mulia ) , dan
sebagainya. Gelar Habib terutama ditujukan kepada
mereka yang memiliki pengetahuan agama Islam yang
mumpuni dari golongan keluarga tersebut. Gelar Habib
juga berarti panggilan kesayangan dari cucu kepada
kakeknya dari golongan keluarga tersebut. ( Sumber :
Wikipedia)
Berdasarkan catatan Ar - Rabithah, organisasi yang
melakukan pencatatan silsilah para habib, ada sekitar 20
juta orang di seluruh dunia yang menyandang gelar ini .
Mereka yang juga disebut muhibbin itu terdiri dari 114
marga. Menurut Ar- Rabithah, hanya keturunan laki - laki
saja yang berhak menyandang gelar Habib .
Di kalangan Arab - Indonesia , menurut catatan Ar - Rabithah,
ada sekitar 1 ,2 juta orang yang ‘ berhak ’ menyandang
sebutan Habib . Mereka memiliki moyang yang berasal dari
Yaman, khususnya Hadramaut.
Dari merekalah tersusun silsilah yang menjuntai hingga
belasan abad , dari Hadramaut ( Yaman ) hingga ke Tanah
Abang ( Jakarta) . Yaitu sebuah silsilah keturunan Nabi
Muhammad SAW dari garis keturunan Fathimah ra , yang
menikah dengan Ali bin Abi Thalib ra . “ Sebutan yang
paling populer untuk ‘menghormati ’ para keturunan Nabi
Muhammad dari jalur Fathimah ra ini adalah Habib atau
Habaib ( jamak) , ” demikian tertulis di situs Arrahmah. com .
Dalam perkembangannya , khususnya di kalangan
masyarakat muslim Indonesia , gelar ini tidak hanya
disandang oleh para da’ i dari Yaman saja . Karena warga
telah memuliakan para pendakwah sebagai pemimpin
tanpa melihat asal - usul keturunan , dengan alasan seorang
menjadi alim tidak diakibatkan oleh asal keturunannya .
Selain itu , terjadi pula pelanggaran terhadap aturan ,
dengan menarik garis keturunan secara matrilineal
( keturunan dari perempuan juga diberi hak menyandang
“ Habib”) . Walaupun akhirnya pernyataan tersebut
dianggap sebuah fitnah dari kaum orientalis untuk
menghilangkan rasa hormat masyarakat Indonesia
terhadap kaum kerabat Nabi Muhammad .
Para Habib sangat dihormati oleh masyarakat muslim
Indonesia , karena dianggap sebagai tali pengetahuan
yang murni dari garis keturunan langsung Nabi
Muhammad . Penghormatan ini sangat membuat gusar
para kelompok anti -sunnah yang mengait -kaitkan hal ini
dengan bid’ ah . Faktanya , Habaib di Indonesia sangat
banyak memberikan pencerahan dan pengetahuan akan
agama Islam . Sudah tak terhitung jumlah orang yang
akhirnya memeluk agama Islam di tangan para Habib itu .
Tentu tidak semua keturunan Arab bisa disebut Habib .
Misalnya, Abu Bakar Ba’asyir mantan Amir Mujahidin MMI
( Majelis Mujahidin Indonesia ) yang kini memimpin
Jama ’ ah Ansharut Tauhid . Menurut situs Arrahmah. com ,
meski keturunan Arab dari Yaman , Ba’ asyir bukanlah
tergolong Habib , dan tidak pernah mau disebut dan
diperlakukan sebagai Habib . Sebab, menurut Ba’ asyir,
dirinya bukan keturunan Fathimah ra .
Komunitas keturunan Fathimah ra dikelompokkan ke
dalam sejumlah famili ( fam) , yang kemudian tercermin
dalam nama keluarga yang disandangnya , seperti Syihab ,
Shahab, Assegaf , dan sebagainya. Salah satu fam yang
menonjol adalah Assegaf . Bahkan tiga sosok Habib yang
cukup menghebohkan ‘ dunia intelejen ’ di Indonesia itu
menyandang nama Assegaf. Mereka adalah Mahmud bin
Ahmad Assegaf , Abdurrahman Assegaf dan Nur Hidayat
Assegaf ( Simak sosok ketiganya di artikel berikutnya ) .
Di luar tiga sosok tersebut, ada pula Habib yang kerap
mewarnai hingar bingar politik di Indonesia . Ia tak lain
Habib Rizieq Shihab , Ketua FPI ( Front Pembela Islam) .
Habib Rizieq dikenal luas lantaran menerapkan cara- cara
destruktif dalam menegakkan syariat Islam .
Selain Rizieq , tentu masih banyak Habib yang berdakwah
dengan cara moderat, damai dan menenteramkan .
Semisal Habib ali Kwitang dan Munzir Al Musawa dan
Habib. Selain itu , banyak pula Habib yang menitir karir di
birokrasi seperti Ali Alatas dan Salim Segaf Al -Jufri .
Belakangan, gelar gelar Habib tercoreng oleh isu seorang
Habib yang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap
jamaahnya sendiri . Hal itu terungkap dari laporan belasan
anak, bersama orang tua mereka, yang mengadukan kasus
tersebut ke Polda Metro Jaya pada 16 Desember 2011
dengan nomor laporan polisi LP/4432 /XII/2011 /PMJ/
Dit. Reskrimum .
Habib Hasan bin Ja ’ far Assegaf, pimpinan majelis Nurul
Musthofa , yang dituding melakukan pelecehan seksual ,
kontan menjadi sorotan publik . Apalagi setelah Komisi
Perlindungan Anak Indonesia ( KPAI ) meresponnya dengan
memanggil sang Habib untuk diklarifikasi. Sayangnya ,
Habib Hasan tidak memenuhi panggilan KPAI . Ia tidak
bersedia pula melayani wawancara GATRA atas kasus
yang menjerumuskan namanya ke dalam jurang
kenistaan .
Siapakah Habib Hasan ? Tidak banyak sumber yang bisa
didapatkan terkaitkan sosok misterius itu . Yang jelas ,
beberapa kolega sesama habib mengakui , Hasan memang
berilmu agama cukup mumpuni. Ia pun malang melintang
di berbagai padepokan ( baca : pesantren ) yang dipimpin
oleh para ulalam besar ( Lihat : Perjalanan Hidup Habib
Hasan) . Namun, jika laporan para santri yang menuding
Habib Hasan sebagai pelaku pelecehan seksual dan
berperilaku menyimpang itu terbukti , maka Sang Habib
telah menorehkan tinta merah dalam kesucian keturuanan
nabi Muhammad . Wallahu alam bissawab . ( HP)
Beberapa Habib yang populer di Indonesia :
1. Habib Ali Kwitang , Pendiri Majelis Ta ’ lim Kwitang ,
Jakarta.
2. Habib Ali Alatas , mantan menteri luar negri
3. Habib Rizieq , pendiri dan ketua FPI
4. Husein Ali Alhabsi , ulama tuna netra ketua Ikhwanul
Muslimin Indonesia
5. Habib Hasan Bin Ja’ far Assegaf, Pemimpin Majelis
Ta ’lim Nurul Musthofa , Jakarta
6. Habib Munzir AlMusawa , Pemimpin Majelis Ta ’ lim
Majelis Rasululloh SAW , Jakarta
7. Habib Nabil AlMusawa ( adik Habib Munzir ) , wakil
rakyat Kalimantan Selatan di DPR dari Partai Keadilan
Sejahtera
8. Habib Aboe Bakar Alhabsi , wakil rakyat Kalimantan
Selatan di DPR dari Partai Keadilan Sejahtera
10. Habib Salim Segaf Al -Jufri , Menteri Sosial Kabinet
Indonesia Bersatu II
11. Habib Muhammad Ridwan Al - Jufrie , Qari & Hafidz
Muda dari Jawa Barat yang Kuliah di Al -Azhar University
Cairo .

Kesesatan LDII dan Islam Jamaah

Tag
Islam
Jamaah,
kesesatan
ldii, LDII,
ldii sesat
Twitter 1 Facebook Cetak
Google
Tahun 1970-an MUI (Majelis Ulama
Indonesia) mengeluarkan dua fatwa identik
yaitu Masalah Jama’ah-Khalifah dan Bai,at
yang dianut oleh Jamaah Muslimin Hizbullah
pimpinan Syeh Wali Al Fatah dan Fatwa
tentang Islam Jamaah yang dimotori oleh
KH. Nur Hasan Al-Ubaidah . Kedua fatwa
tersebut memiliki esensi yang sama yaitu:
Masalah Islam jamaah, Baiat dan Khalifah/
Amirul Mukminin.
Dalam fatwa Masalah Jama’ah-Khalifah dan
Bai’at, MUI hanya memberikan keterangan
tentang istilah-istilah: Jama’ah, Khalifah dan
Bai’at namun sama sekali tidak menyatakan
kelompok tersebut menyimpang atau sesat.
Dalam poin 4.1. fatwa tersebut menyatakan:
“Biasanya kalau ajarannya menyimpang hanya
mempunyai pengikut terbatas dan tidak,
berkembang”. Dalam fatwa tersebut MUI
TIDAK mengeluarkan larangan terhadap
aliran tersebut.
Sebaliknya, walaupun memiliki muatan yang
sama persis, Fatwa tentang Islam Jamaah
berisikan larangan terhadap kelompok aliran
tersebut karena dianggap menyimpang atau
sesat.
Fatwa MUI tentang Islam Jamaah akhirnya
terbukti menjadi batu sandungan dalam
kerukunan umat beragama di alam
demokrasi dan kebebasan saat ini. Beberapa
pokok ajaran Islam jamaah yang menjadi
kontrovesi itu adalah:
1. Faham ini menganggap bahwa umat
Islam yang tidak termasuk Islam
Jama’ah adalah termasuk 72 golongan
yang pasti masuk neraka,
2. Umat Islam harus mengangkat “Amirul
Mukminin” yang menjadi pusat pimpinan
dan harus mentaatinya,
3. Umat Islam yang masuk golongan ini
harus dibai’at dan setia kepada “Amirul
Mukminin” dan dijamin masuk surga,
4. Ajaran Islam yang sah dan boleh dituruti
hanya ajaran Islam yang bersumber dari
“Amirul Mukminin”.
5. Pengikut aliran ini harus memutuskan
hubungan dari golongan lain walaupun
orang tuanya sendiri,
6. Tidak sah shalat di belakang orang yang
bukan Islam Jama’ah,
7. Pakaian shalat pengikut Islam Jama’ah
yang tersentuh oleh orang lain yang
bukan pengikutnya harus disucikan,
8. Suami harus mengusahakan agar
isterinya turut masuk golongan Islam
Jama’ah, dan jika tidak mau maka
perkawinannya harus diputuskan,
9. Perkawinan yang sah adalah perkawinan
yang direstui oleh “Amirul Mukminin”,
10. dan khutbah yang sah bila dilafazkan
dalam bahasa Arab.
Semua generasi muda LDII saat ini, yang
tidak tahu menahu tentang Islam Jamaah
ataupun Darul Hadist , merasa bingung, dan
tidak mengerti, bagaimana sebagian oknum
masih mengaitkan keberadaan LDII dengan
aliran Islam jamaah.
PERTAMA , apabila benar bahwa LDII adalah
jelmaan Islam Jamaah maka fatwa MUI
tersebut adalah sesuatu yang perlu
dipertanyakan. Landasan fatwa tersebut
penuh dengan kebohongan, atau pernyataan
yang tidak sesuai dengan fakta. Fatwa
tentang Islam Jamaah dikeluarkan dengan
cukup serampangan. Larangan terhadap
faham Islam Jamaah penuh dengan muatan
politik dan kepentingan-kepentingan
sebagian golongan.
Pernyataan “Bahwa ajaran Islam Jama’ah,
Darul Hadits (atau apapun nama yang
dipakainya) adalah ajaran yang sangat
bertentangan dengan ajaran Islam yang
sebenarnya dan penyiarannya itu memancing-
memancing timbulnya keresahan yang akan
mengganggu kestabilan Negara”, misalnya,
sama sekali tidak sesuai dengan fakta
kondisi LDII. Semua program dan kegiatan
LDII tidak pernah ada satupun yang
berorientasi politik lebih-lebih tujuan untuk
merebut kekuasaan. LDII adalah organisasi
yang menjunjung tinggi dasar negara
Pancasila dan UUD 1945 dan tidak diragukan
lagi loyalitasnya pada pemerintah yang sah.
Fatwa tersebut tidak sesuai dengan fakta itu
sangat logis mengingat fungsi MUI saat itu
yang belum sepenuhnya menjadi
representasi umat Islam namun lebih
sebagai bemper pemerintah orde baru yang
terkenal sangat represif terhadap umat
Islam.
Asumsi KEDUA, apabila fatwa tersebut benar
adanya maka LDII adalah BUKAN Islam
Jamaah. Isu bahwa anggota Islam jamaah
harus memutuskan hubungan dari golongan
lain walaupun orang tuanya sendiri, itu tidak
pernah terjadi di LDII. Ajaran LDII
sebenarnya tidak berbeda dengan
pemahaman umat Islam pada umumnya
yang mewajibkan membina silaturahim dan
hormat serta taat pada kedua orang tua.
Saat inipun bisa dibuktikan, banyak keluarga
jamaah LDII yang campuran, terdiri dari
berbagai keyakinan namun tetap hidup
berdampingan, rukun, dan harmonis.
Jika ada yang bertanya apakah LDII
berbentuk jamaah? Jawabnya tidak
diragukan lagi, YA!
Semua organisasi massa Islam di dunia ini
adalah jamaah. Berjamaah adalah perintah
wajib yang harus dilaksanakan oleh umat
Islam. Jamaah adalah rahmat dan
perpecahan adalah azab.
ﻛﻘﻮﻟﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ :
‏«ﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ ﺭﺣﻤﺔ ﻭﺍﻟﻔُﺮْﻗَﺔْ
ﻋﺬﺍﺏ ‏»
…sebagaimana sabda Nabi SAW: “Jamaah
adalah rahmat dan perpecahan adalah azab”.
ﺑَﺎﺏُ ﻣَﺎ ﺟَﺎﺀَ ﻓِﻲ ﻟُﺰُﻭﻡِ ﺍﻟﺠَﻤَﺎﻋَﺔِ
…، ﻣَﻦْ ﺃَﺭَﺍﺩَ ﺑُﺤْﺒُﻮﺣَﺔَ ﺍﻟﺠَﻨَّﺔِ
ﻓَﻠْﻴَﻠْﺰَﻡُ ﺍﻟﺠَﻤَﺎﻋَﺔَ،*… ‏[ ﺳﻨﻦ
ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﻔِﺘَﻦِ ‏]
‏[ ﺣﻜﻢ ﺍﻷﻟﺒﺎﻧﻲ ‏] : ﺻﺤﻴﺢ
Barang siapa ingin di tengah-tengah Surga
maka tetapilah jamaah
Jamaah adalah perkumpulan umat Islam
yang didalamnya diangkat seorang pemimpin
dan masing-masing terikat dalam norma-
norma dan aturan-aturan agama. Inti dari
jamaah adalah PERSATUAN dan KEKUATAN.
Oknum-oknum yang benci jamaah tidak lain
adalah musuh Islam yang tidak ingin melihat
umat Islam bersatu dan kuat.
Apa jadinya kalau setiap orang Islam maunya
beribadah sendiri-sendiri, tidak mau
mengikatkan diri dalam perkumpulan umat
Islam (Jamiatul Muslimin), tidak merasa
memiliki pemimpin, tidak mau diatur dengan
norma-norma, nilai-nilai yang berlandaskan
Al-Quran dan Al-Hadist? Dapat dipastikan
bahwa satu generasi ke depan Islam hanya
akan tinggal namanya karena itulah firqoh,
pecah belah.
Kekuatan Islam bukan karena banyaknya
orang Islam. Kekuatan Islam ada di
organisai-organisasi Islam. Tanpa ikatan
organisasi yang terpimpin, umat Islam akan
terpecah belah tidak memiliki kekuatan serta
mudah diombang-ambingkan dan gampang
dihancurkan. Islam telah tercerai-berai
bahkan bentuknyapun tidak kelihatan.
Bentuk asli Islam adalah JAMAAH. Bukan
Islam kalau tidak berjamaah.
Karena itu, jargon Ustadz Nur Maulana di TV
bukanlah banyolan murahan penyegar
suasana. Namun itu adalah kalimat mukjizat
yang akan mempersatukan seluruh umat
Islam di dunia.
“Jamaa…. h, o, jamaah”

Kesesatan LDII dan Islam Jamaah

Tag
Islam
Jamaah,
kesesatan
ldii, LDII,
ldii sesat
Twitter 1 Facebook Cetak
Google
Tahun 1970-an MUI (Majelis Ulama
Indonesia) mengeluarkan dua fatwa identik
yaitu Masalah Jama’ah-Khalifah dan Bai,at
yang dianut oleh Jamaah Muslimin Hizbullah
pimpinan Syeh Wali Al Fatah dan Fatwa
tentang Islam Jamaah yang dimotori oleh
KH. Nur Hasan Al-Ubaidah . Kedua fatwa
tersebut memiliki esensi yang sama yaitu:
Masalah Islam jamaah, Baiat dan Khalifah/
Amirul Mukminin.
Dalam fatwa Masalah Jama’ah-Khalifah dan
Bai’at, MUI hanya memberikan keterangan
tentang istilah-istilah: Jama’ah, Khalifah dan
Bai’at namun sama sekali tidak menyatakan
kelompok tersebut menyimpang atau sesat.
Dalam poin 4.1. fatwa tersebut menyatakan:
“Biasanya kalau ajarannya menyimpang hanya
mempunyai pengikut terbatas dan tidak,
berkembang”. Dalam fatwa tersebut MUI
TIDAK mengeluarkan larangan terhadap
aliran tersebut.
Sebaliknya, walaupun memiliki muatan yang
sama persis, Fatwa tentang Islam Jamaah
berisikan larangan terhadap kelompok aliran
tersebut karena dianggap menyimpang atau
sesat.
Fatwa MUI tentang Islam Jamaah akhirnya
terbukti menjadi batu sandungan dalam
kerukunan umat beragama di alam
demokrasi dan kebebasan saat ini. Beberapa
pokok ajaran Islam jamaah yang menjadi
kontrovesi itu adalah:
1. Faham ini menganggap bahwa umat
Islam yang tidak termasuk Islam
Jama’ah adalah termasuk 72 golongan
yang pasti masuk neraka,
2. Umat Islam harus mengangkat “Amirul
Mukminin” yang menjadi pusat pimpinan
dan harus mentaatinya,
3. Umat Islam yang masuk golongan ini
harus dibai’at dan setia kepada “Amirul
Mukminin” dan dijamin masuk surga,
4. Ajaran Islam yang sah dan boleh dituruti
hanya ajaran Islam yang bersumber dari
“Amirul Mukminin”.
5. Pengikut aliran ini harus memutuskan
hubungan dari golongan lain walaupun
orang tuanya sendiri,
6. Tidak sah shalat di belakang orang yang
bukan Islam Jama’ah,
7. Pakaian shalat pengikut Islam Jama’ah
yang tersentuh oleh orang lain yang
bukan pengikutnya harus disucikan,
8. Suami harus mengusahakan agar
isterinya turut masuk golongan Islam
Jama’ah, dan jika tidak mau maka
perkawinannya harus diputuskan,
9. Perkawinan yang sah adalah perkawinan
yang direstui oleh “Amirul Mukminin”,
10. dan khutbah yang sah bila dilafazkan
dalam bahasa Arab.
Semua generasi muda LDII saat ini, yang
tidak tahu menahu tentang Islam Jamaah
ataupun Darul Hadist , merasa bingung, dan
tidak mengerti, bagaimana sebagian oknum
masih mengaitkan keberadaan LDII dengan
aliran Islam jamaah.
PERTAMA , apabila benar bahwa LDII adalah
jelmaan Islam Jamaah maka fatwa MUI
tersebut adalah sesuatu yang perlu
dipertanyakan. Landasan fatwa tersebut
penuh dengan kebohongan, atau pernyataan
yang tidak sesuai dengan fakta. Fatwa
tentang Islam Jamaah dikeluarkan dengan
cukup serampangan. Larangan terhadap
faham Islam Jamaah penuh dengan muatan
politik dan kepentingan-kepentingan
sebagian golongan.
Pernyataan “Bahwa ajaran Islam Jama’ah,
Darul Hadits (atau apapun nama yang
dipakainya) adalah ajaran yang sangat
bertentangan dengan ajaran Islam yang
sebenarnya dan penyiarannya itu memancing-
memancing timbulnya keresahan yang akan
mengganggu kestabilan Negara”, misalnya,
sama sekali tidak sesuai dengan fakta
kondisi LDII. Semua program dan kegiatan
LDII tidak pernah ada satupun yang
berorientasi politik lebih-lebih tujuan untuk
merebut kekuasaan. LDII adalah organisasi
yang menjunjung tinggi dasar negara
Pancasila dan UUD 1945 dan tidak diragukan
lagi loyalitasnya pada pemerintah yang sah.
Fatwa tersebut tidak sesuai dengan fakta itu
sangat logis mengingat fungsi MUI saat itu
yang belum sepenuhnya menjadi
representasi umat Islam namun lebih
sebagai bemper pemerintah orde baru yang
terkenal sangat represif terhadap umat
Islam.
Asumsi KEDUA, apabila fatwa tersebut benar
adanya maka LDII adalah BUKAN Islam
Jamaah. Isu bahwa anggota Islam jamaah
harus memutuskan hubungan dari golongan
lain walaupun orang tuanya sendiri, itu tidak
pernah terjadi di LDII. Ajaran LDII
sebenarnya tidak berbeda dengan
pemahaman umat Islam pada umumnya
yang mewajibkan membina silaturahim dan
hormat serta taat pada kedua orang tua.
Saat inipun bisa dibuktikan, banyak keluarga
jamaah LDII yang campuran, terdiri dari
berbagai keyakinan namun tetap hidup
berdampingan, rukun, dan harmonis.
Jika ada yang bertanya apakah LDII
berbentuk jamaah? Jawabnya tidak
diragukan lagi, YA!
Semua organisasi massa Islam di dunia ini
adalah jamaah. Berjamaah adalah perintah
wajib yang harus dilaksanakan oleh umat
Islam. Jamaah adalah rahmat dan
perpecahan adalah azab.
ﻛﻘﻮﻟﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ :
‏«ﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ ﺭﺣﻤﺔ ﻭﺍﻟﻔُﺮْﻗَﺔْ
ﻋﺬﺍﺏ ‏»
…sebagaimana sabda Nabi SAW: “Jamaah
adalah rahmat dan perpecahan adalah azab”.
ﺑَﺎﺏُ ﻣَﺎ ﺟَﺎﺀَ ﻓِﻲ ﻟُﺰُﻭﻡِ ﺍﻟﺠَﻤَﺎﻋَﺔِ
…، ﻣَﻦْ ﺃَﺭَﺍﺩَ ﺑُﺤْﺒُﻮﺣَﺔَ ﺍﻟﺠَﻨَّﺔِ
ﻓَﻠْﻴَﻠْﺰَﻡُ ﺍﻟﺠَﻤَﺎﻋَﺔَ،*… ‏[ ﺳﻨﻦ
ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﻔِﺘَﻦِ ‏]
‏[ ﺣﻜﻢ ﺍﻷﻟﺒﺎﻧﻲ ‏] : ﺻﺤﻴﺢ
Barang siapa ingin di tengah-tengah Surga
maka tetapilah jamaah
Jamaah adalah perkumpulan umat Islam
yang didalamnya diangkat seorang pemimpin
dan masing-masing terikat dalam norma-
norma dan aturan-aturan agama. Inti dari
jamaah adalah PERSATUAN dan KEKUATAN.
Oknum-oknum yang benci jamaah tidak lain
adalah musuh Islam yang tidak ingin melihat
umat Islam bersatu dan kuat.
Apa jadinya kalau setiap orang Islam maunya
beribadah sendiri-sendiri, tidak mau
mengikatkan diri dalam perkumpulan umat
Islam (Jamiatul Muslimin), tidak merasa
memiliki pemimpin, tidak mau diatur dengan
norma-norma, nilai-nilai yang berlandaskan
Al-Quran dan Al-Hadist? Dapat dipastikan
bahwa satu generasi ke depan Islam hanya
akan tinggal namanya karena itulah firqoh,
pecah belah.
Kekuatan Islam bukan karena banyaknya
orang Islam. Kekuatan Islam ada di
organisai-organisasi Islam. Tanpa ikatan
organisasi yang terpimpin, umat Islam akan
terpecah belah tidak memiliki kekuatan serta
mudah diombang-ambingkan dan gampang
dihancurkan. Islam telah tercerai-berai
bahkan bentuknyapun tidak kelihatan.
Bentuk asli Islam adalah JAMAAH. Bukan
Islam kalau tidak berjamaah.
Karena itu, jargon Ustadz Nur Maulana di TV
bukanlah banyolan murahan penyegar
suasana. Namun itu adalah kalimat mukjizat
yang akan mempersatukan seluruh umat
Islam di dunia.
“Jamaa…. h, o, jamaah”

Jumat, 19 September 2014

ISIS Sadis Suka Bunuh Orang? Aktivis DDII: Kita tidak Ingat 650 Ribu Muslim Iraq Mati Dibantai AS!

JAKARTA (Al-Mimbar Perss) – Media barat diikuti oleh
media mainstream (arus utama) di Indonesia gencar
menyudutkan mujahidin Islamic State of Iraq and Sham (ISIS)
yang kini mendeklarasikan Khilafah Islamiyah.
Jelas, perang yang dilakukan Amerika, Syiah dan sekutunya
terhadap ISIS bukan hanya perang fisik melainkan perang
propaganda.
Dalam berbagai media, ISIS diberitakan sebagai kelompok
yang kejam, suka menyembelih atau menembak orang.
Mereka lupa, bahwa para mujahidin itu hidup di wilayah
perang yang konsekwensinya membunuh atau dibunuh
musuh.
“Jadi kita ini jangan terkecoh dengan Amerika yang membuat
isu, bahwa ISIS ini suka nyembelih orang, suka nembak dan
seterusnya. Kita lupa bahwa dalam perang itu ya sadis
begitu, ya nembak, ya nggorok,” kata ketua Dewan Dakwah
Islamiyah Indonesia (DDII) Depok, Nu’im Hidayat dalam
diskusi “Mengukur Bahaya ISIS di Indonesia” di DPP PBB,
Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (16/8/2014).
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa sebenarnya Amerika
justru lebih sadis karena telah menjajah Iraq, dimana ratusan
ribu bahkan jutaan Muslim Iraq terbunuh.
“Kita tidak ingat bahwa Amerika itu telah menghancurkan
Iraq lebih dari dari 650 ribu orang meninggal, bahkan
sebagian lain mengatakan 1 juta orang,” ujarnya.
Nu’im juga membantah propaganda lainnya bahwa ISIS
menghancurkan sejumlah makam dan bangunan, padahal
yang sebenarnya tempat-tempat itu menjadi pusat-pusat
kesyirikan.
“Bukan hanya itu, bahkan Amerika itu sebenarnya juga telah
menghancurkan peradaban Islam di Iraq dan merusak semua
infrastruktur di sana. Kondisinya ketika terjadi perang ya
kacau begitu. Maka tumbuhlah gerilyawan-gerilyawan itu,”
imbuhnya. [AW/PM]

Kamis, 18 September 2014

Ibu Berdaya Keluarga Berjaya

Jatinangor – Memperingati hari ibu, kita
harus bisa memaknainya dengan cara
menjadikan momentum ini bagi kaum
perempuan agar dapat menempatkan
dirinya sesuai fitrahnya sebagai perempuan.
Suatu bangsa tidak dapat menjadi besar
apabila unit primer terpenting dan terkecil
dari masyarakat yaitu keluarga, tidak hidup
dengan wajar dan sejahtera” demikian
ungkap Dra. Nana Maznah Prasetyo, M.Si.
dalam paparannya pada acara workshop
parenting “Ibu Berdaya Keluarga Berjaya”
yang diselenggarakan Radio Samhan
bekerjasama dengan PDO (Pure Deep Ocean)
di Jatinangor, Minggu 22 Desember 2013
lalu.
Ia mengungkapkan betapa besar bedanya
bagi bangsa ini bila kaum perempuan
dididik baik-baik, bukan untuk menyaingi
laki-laki, namun untuk keperluan
perempuan itu sendiri agar cakap
melakukan kewajiban-kewajibannya sebagai
pendidik yang utama dan pertama.
Perempuan yang cerdas, menurutnya,
adalah yang mampu menempatkan diri
dengan baik sebagai anak, istri, ibu serta
mampu memanfaatkan potensi-potensi
kebaikan yang telah dianugerahkan Allah
pada dirinya serta menyebarkan kebaikan
dimanapun dia berada.
Hal ini diamini Camat Jatinangor, Bambang
Rianto, S.Stp., M.Si yang hadir dalam acara
tersebut. Beliau mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Nana yang telah turut membantu
membina ibu-ibu Jatinangor dalam
pembinaan keluarga bahagia di wilayahnya.
diakuinya, bahwa pentingnya peran ibu
dalam rumahtangga tidak bisa tergantikan.
Fungsi seorang ibu akan hilang, manakala
sang ibu lebih memilih karir ketimbang
keluarga, sehingga akhirnya anak-anaknya
bisa kehilangan arah dan terjerumus ke
dalam pergaulan bebas. Bahkan, ada pula
ada anak yang protes terhadap ibunya
akibat ketidakberadaan ibu dalam rumah
tangga mereka. Uang banyak bukan
jaminan, akan tetapi keluarga yang memiliki
keimanan dan harmonislah yang bisa
membuat keluarga bahagia.
Acara ini dihadiri 200-an ibu ibu se-
Kecamatan Jatinangor. dan dihadiri pula
oleh pimpinan Radio Samhan H. Suherman,
Pengrajin Batik Asli Sumedang Hj. Nafisa,
Ustadz Yunus, Ustadz Sunarli dan Ustadz
Usep sebagai Host.
Harapan Bambang Rianto ke depan, kegiatan
ini dapat diselenggarakan kembali di
wilayahnya, karena masih banyak ibu-ibu
yang ingin mendapatkan ilmu parenting
dari Nana Maznah./*

Minggu, 14 September 2014

Belajar Agama dari Buku, Rekaman Video, atau Artikel dengan al- Wijadah

Belajar Agama dari Buku, Rekaman
Video, atau Artikel dengan al-
Wijadah

ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠّٰﻪِ ﺭَﺏِّ ﺍﻟْﻌَﺎﻟَﻤِﻴْﻦَ، ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺻَﻞِّ
ﻋَﻠَﻰٰ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَﻋَﻠَﻰٰ ﺍٓﻟِﻪِ ﻭَﺃَﺻْﺤَﺎﺑِﻪِ، ﺃَﻣَّﺎ
ﺑَﻌْﺪُ؛
Press Ilmu Manqul yang Musnad dan Muttashil sudah
menjelaskan kenapa agama mesti diambil dengan cara
manqul yang musnad dan muttashil. Di zaman sekarang
yang begitu mudahnya memfasilitasi lalu lintas informasi
melalui berbagai media tampaknya cukup membuat kita
membentuk mindset “kalo ada yang mudah, kenapa mesti
yang sulit?” Yang saya maksud di sini, mudahnya orang2
mengarang kitab, merekam video, dan memposting artikel
sampai menggandakannya berulang kali telah merusak
cara pemberian ilmu dari guru kepada murid. Mungkin
secara fisik, kita seolah “mendapat ilmu baru”. Tapi
secara syariat, mengambil pengertian dari dalil dalam
kitab (termasuk rekaman video ato artikel) seorang guru
tanpa izin beliau itu dikatakan “tidak mendapat ilmu guru
ini”. Tindakan “seolah mengambil ilmu dari guru” padahal
tidak ini diistilahkan dengan al-wijadah.
Apa akibat melakukan al-wijadah ini? (1) Meski tahu
dalilnya, tapi tidak dapat dijadikan dasar utk diamalkan
(lihatlah QS. Al-Isro`: 36) sehingga amalnya ini takkan
dianggap berasal dari ilmu yang manqul dari Alloh dan
ditolak; (2) Meski tahu dalilnya, tapi dalil yang dimiliki ini
bukanlah ilmu. Sehingga ketika dia meneruskan dalil ini
kpd orang lain, yang dia teruskan ini tetap tidak menjadi
ilmu. Otomatis, yang orang lain terima darinya juga bukan
ilmu. Sama halnya dgn: bila kita menerima kayu,
bagaimana mungkin ketika kita berikan kpd orang lain
akan berubah dzat menjadi selain kayu? Pastilah tetap
sebagai kayu. Artinya, “sesat” karena berpedoman pada
yang bukan ilmu dan “menyesatkan” karena membuat
orang lain ikut berpedoman pada yang bukan ilmu.
Apa dalil yang menjadi rujukan pernyataan saya ini? Mari
kita simak dan pahami 3 dalil hadis berikut:
ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﷺ :
“ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺑِﻬَٰﺬَﺍ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢِ ﻗَﺒْﻞَ ﺃَﻥْ ﻳُﻘْﺒَﺾَ .
ﻭَﻗَﺒْﻀُﻪُ ﺃَﻥْ ﻳُﺮْﻓَﻊَ “… ﺭﻭﺍﻩ ﺍﺑﻦ ﻣﺎﺟﺔ
Nabi s.a.w bersabda: “Menetapilah (segeralah cari dan
dapatkan) ilmu ini* sebelum ilmu ini digenggam
(dihilangkan Alloh dari bumi). Adapun digenggamnya ilmu
ini bila sudah diangkat** …” (HR. Ibnu Majah)
*Ilmu ini tentunya adalah ilmu agama yang manqul dari
Alloh melalui rosul (al-Quran dan hadis)
**Ilmu agama akan hilang ketika sudah diangkat, yaitu
diangkat kembali ke langit bersamaan dengan wafatnya
ulama (pembawa ilmunya)
ﻋَﻦْ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺑْﻦِ ﻋَﻤْﺮِﻭ ﺑْﻦِ ﺍﻟْﻌَﺎﺹِ ﻗَﺎﻝَ:
ﺳَﻤِﻌْﺖُ ﺭَﺳُﻮْﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﷺ
ﻳَﻘُﻮْﻝُ: “ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻟَﺎ ﻳَﻘْﺒِﺾُ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢَ ﺍﻧْﺘَﺰَﺍﻋًﺎ
ﻳَﻨْﺘَﺰِﻋُﻪُ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻌِﺒَﺎﺩِ . ﻭَﻟَـٰﻜِﻦْ ﻳَﻘْﺒِﺾُ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢَ
ﺑِﻘَﺒْﺾِ ﺍﻟْﻌُﻠَﻤَﺎﺀِ . ﺣَﺘَّﻰٰ ﺇِﺫَﺍ ﻟَﻢْ ﻳَﺒْﻖِ
ﻋَﺎﻟِﻤًﺎ، ﺍﺗَّﺨَﺬَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺭُﺀُﻭْﺳًﺎ ﺟُﻬَّﺎﻟًﺎ .
ﻓَﺴُﺌِﻠُﻮْﺍ، ﻓَﺄَﻓْﺘُﻮْﺍ ﺑِﻐَﻴْﺮِ ﻋِﻠْﻢٍ، ﻓَﻀَﻠُّﻮْﺍ
ﻭَﺃَﺿَﻠُّﻮْﺍ “. ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻯ
Abdulloh bin Amr bin al-Ash berkata: aku mendengar Nabi
s.a.w bersabda: “Sesungguhnya Alloh tidaklah
menggenggam ilmu dengan mencabutnya dari hamba-Nya
(seolah dibuat hilang ingatan seperti amnesia). Akan
tetapi, Alloh menggenggam ilmu dengan menggenggam
para ulama (mewafatkan). Sehingga ketika tidak lagi
tersisa seorang ‘alim-pun (pembawa ilmu), manusia akan
mengangkat pemimpin yang bodoh (tidak memiliki ilmu*).
Lalu ketika ditanya, pemimpin bodoh ini akan memberi
fatwa tanpa ilmu, maka sesatlah dirinya dan menyesatkan
kaum yang dia pimpin.” (HR. Bukhori)
*Tidak punya ilmu dan tidak tahu dalil itu mirip, tapi TIDAK
SAMA secara syariat. Tidak tahu dalil sudah PASTI tidak
punya ilmu. Tapi, tahu dalil itu BELUM dikatakan punya
ilmu bila dalil yang dia ketahui ini sekadar didapat dari
kitab, tanpa seizin guru yang meng-“kitab”-kan ilmunya.
Sedangkan, punya ilmu sudah pasti tahu dalil karena dia
mendapatkan dalil dari gurunya sehingga otomatis dapat
dalil yang juga ilmu.
ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲْ ﺃُﻣَﺎﻣَﺔَ ﻋَﻦْ ﺭَﺳُﻮْﻝِ ﺍﻟﻠﻪِ
ﷺ ﺃَﻧَّﻪُ ﻗَﺎﻝَ: “ ﺧُﺬُﻭْﺍ
ﺍﻟْﻌِﻠْﻢَ ﻗَﺒْﻞَ ﺃَﻥْ ﻳَﺬْﻫَﺐَ “. ﻗَﺎﻟُﻮْﺍ : “ﻭَﻛَﻴْﻒَ
ﻳَﺬْﻫَﺐُ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢُ، ﻳَﺎ ﻧَﺒِﻲَّ ﺍﻟﻠﻪِ، ﻭَﻓِﻴْﻨَﺎ ﻛِﺘَﺎﺏُ
ﺍﻟﻠﻪِ؟ “ ﻗَﺎﻝَ؛ ﻓَﻐَﻀِﺐَ ﻟَﺎ ﻳُﻐْﻀِﺒُﻪُ ﺍﻟﻠﻪُ، ﺛُﻢَّ
ﻗَﺎﻝَ : “ﺛَﻜِﻠَﺘْﻜُﻢْ ﺃُﻣَّﻬَﺎﺗُﻜُﻢْ ! ﺃَﻭَﻟَﻢْ ﺗَﻜُﻦِ
ﺍﻟﺘَّﻮْﺭَﺍﺓُ ﻭَﺍﻟْﺈِﻧْﺠِﻴْﻞُ ﻓِﻲْ ﺑَﻨِﻲْ ﺇِﺳْﺮَﺍﺋِﻴْﻞِ
ﻓَﻠَﻢْ ﻳُﻐْﻨِﻴَﺎ ﻋَﻨْﻬُﻢْ ﺷَﻴْﺌًﺎ؟ ﺇِﻥَّ ﺫَﻫَﺎﺏَ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢِ
ﺃَﻥْ ﻳَﺬْﻫَﺐَ ﺣَﻤَﻠَﺘُﻪُ . ﺇِﻥَّ ﺫَﻫَﺎﺏَ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢِ ﺃَﻥْ
ﻳَﺬْﻫَﺐَ ﺣَﻤَﻠَﺘُﻪُ “. ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺪﺍﺭﻣﻰ
Sesungguhnya Nabi s.a.w bersabda: “Ambillah ilmu
sebelum hilang.” Para sahabat bertanya: “Bgmn ilmu bisa
hilang, hai Nabi, sdgkn di kalangan kita ada Kitab Alloh?”
Abu Umamah berkata; maka Nabi marah, yg sebelumnya
belum pernah beliau marah, lalu bersabda: “Rusak kalian!
Bukankah sudah ada Taurot dan Injil di kalangan Bani Isroil
tetapi keduanya tidak mencukupi bagi mereka (tdk mereka
pedomani di zaman mereka)? Sesungguhnya hilangnya ilmu
bersama hilangnya pembawa ilmu itu. Sesungguhnya
hilangnya ilmu bersama hilangnya pembawa ilmu itu.” (HR.
Ad-Darimi)
Perhatikanlah… Tiga hadis dengan riwayat yang berbeda
saling menguatkan keterangan mengenai keterkaitan 3 hal:
hilangnya ilmu, diangkatnya ilmu, dan wafatnya ulama
(pembawa ilmu). Alloh menghilangkan ilmu dengan
mengangkat ilmu tsb dari bumi bersama ulama (pembawa
ilmu tsb) yang diwafatkan, bukan dengan cara mengangkat
ilmu tsb dari ingatan ulama yang masih hidup sampai
seperti amnesia. Terlihat jelas bahwa ilmu ada di dalam
diri ulama itu sendiri! Bukan pada kitab yang mereka tulis,
karena kitab (ato rekaman video dan artikel) hanyalah
media untuk menunjukkan ilmu yang mereka miliki dalam
bentuk yang bisa dilihat secara kasat mata atau
didengarkan telinga.
Setelah menyaksikan penjelasan yang insya Alloh cukup
detil ini, masihkah kita menganggap bahwa “ilmu yang
didapat dgn al-wijadah (otodidak, beda dengan munawalah
atau mukatabah yang memang ada izin dari gurunya)”
yang dipraktikkan secara luas oleh umat muslim zaman
modern itu bisa dijadikan dasar ibadah? Padahal sudah
jelas bahwa hasil dari belajar dengan cara al-wijadah tidak
akan diperoleh ilmu apa-apa?
Jika sudah memahami apa itu al-wijadah, niscaya Saudara
akan menyadari bahwa membaca press ini tanpa izin dari
saya tidak akan menghasilkan ilmu apapun bagi Saudara,
hanya membuka cakrawala berpikir yang baru. Lalu
bagaimana tindakan Saudara selanjutnya utk bisa
mendapatkan ilmu lewat membaca press ini?
NB: Online video chat (chatting real-time lewat video) dan
mengaji lewat telepon itu tidak termasuk al-wijadah karena
media online video dan jaringan telepon memungkinkan
penerimaan ilmu dari guru kepada murid dilakukan secara
langsung/1 waktu. Sdgkn tanya jawab antara guru dan murid
lewat sms termasuk praktik manqul al-mukatabah dengan
syarat guru tahu siapa muridnya dan murid tahu siapa
gurunya

Berjuang Menjadi Sang Penengah

Sejarah LDII Berjuang Menjadi Sang Penengah Sebuah film
dokumenter mengenai penulisan sebuah buku sejarahbr Yang
akan meluruskan pemberitaan dan informasi yang tidak
benarbr Yang Sejarah LDII Berjuang Menjadi Sang Penengah
akan mendudukan persoalan pada posisi sebenarnyabr
Sebuah buku yang berisi kiprah dan kontribusi LDII terhadap
bangsa dan negara tercinta Sejarah LDII Berjuang Menjadi
Sang Penengah akan
mendudukan persoalan pada posisi sebenarnyabr Sebuah
buku yang berisi kiprah dan kontribusi LDII terhadap bangsa
dan negara tercinta

Sabtu, 06 September 2014

5 MACAM SIKSAAN WANITA DI NERAKA

5 MACAM SIKSAAN WANITA DI NERAKA
.
1. Wanita yang digantung rambutnya dan otaknya mendidih
karena tidak menutup rambutnya.
.
2. Wanita yang digantung
lidahnya,dan tangannya dikeluarkan dari punggungnya
sedang cairan aspal panas dituangkan pada tenggorokannya,
karena menyakiti hati suaminya
dengan lidahnya /kata-katanya.
.
3. Wanita yang digantung dengan buah dadanya karena
menyusui anak orang lain tanpa izin suaminya.
.
4. Wanita yang diikat dengan
tangannya karena keluar rumah tanpa izin suami dan tidak
mandi wajib dari haid dan nifas.
.
5. Wanita yang diikat dengan kaki dan tangannya sampai ke
ubun-ubun, dibelit dan disengati ular
dan kalajengking karena dia
mampu untuk mengerjakan shalat dan puasa tapi tidak
mengerjakannya dan tiak mau
wudhu dan mandi wajib.
Ya Allah, Ampunilah semua dosa-dosa kami, baik sengaja
atau pun tidak, berkahilah kami, ramahtilah
kami, berikanlah kami hidayah-Mu agar kami senantiasa
dekat kepada-Mu hingga akhir
hayat.
.
Aamiin ya Rabbal'alamin —

Wanita Hebat adalah

» Wanita hebat bukan karena dia "cantik"
» Wanita hebat bukan karna dia "kaya"
» Wanita hebat bukan karena dia "Pintar"
» Dan bukan pula karena "disampingnya ada
lelaki ganteng dan kaya"
»» Setuju?
Tapi wanita hebat adalah :
» wanita yang mampu terus berdiri
menyelesaikan masalahnya,
» Mampu berdoa dan Percaya kepada TUHAN
yang adalah sumber "Kekuatan"
» Wanita hebat melukis kekuatan melalui
proses kehidupan...
» Bersabar saat tertekan...
» Tersenyum saat hati menangis...
» Diam saat terhina...
» Mempesona karna memaafkan..

Jumat, 05 September 2014

Setelah Vonis 1 Tahun Penjara dan Denda 100 Juta Rupiah, Adam Amrullah akan Menghadapi Babak Baru

MoslemNEWSOne | BEKASI - Setelah selama beberapa bulan
kasus pencemaran nama baik yang dilakukan oleh seorang
aktivis Adam Amrullah vs Senkom Mitra Polri, akhirnya
kemaren Senin (01/09) Hakim Ketua menjatuhkan vonis
hukuman 1 tahun penjara dan denda 100 juta rupiah kepada
Adam Amrullah di Pengadilan Tinggi Bekasi.
Adam Amrullah terbukti bersalah atas tindakan pencemaran
nama baik melalui media youtube sebagaimana diatur dalam
pasal 27 ayat 3 junto pasal 45 ayat 1 UU RI No.11 tahun
2008 tentang pelanggaran ITE atau pelanggaran informasi
dan transaksi elektronik.
Adam Amrullah juga akan menghadapi hukum dengan
pangadilan yang terkait keikut sertaannya pada kelompok
yang sudah di cap sesat oleh MUI yakni kelompok teroris
internasional ISIS, yang beberapa bulan ini membuat geger
NKRI.
Salah satu sumber mengatakan bahwa Adam Amrullah sudah
di 'baiat' sebagai pemimpin ISIS untuk wilayah Bekasi dan
sekitarnya.
"Kami sudah membaiat ustadz Adam Amrullah sebagai imam
kami untuk wilayah Bekasi dan sekitarnya, jadi kami tunduk dan
patuh atas perintah Adam Amrullah" tegasnya.
(rst/redaksi)

Kamis, 04 September 2014

Jangan lah menghina MT(Muballigh/muballighot )

Jangan lah menghina MT(Muballigh/muballighot ), karena
menghina MT sama artinya menghina sabda Rasulullah
shollallohu 'alaihi wasallam.
Seorang penyampai ilmu itu tak harus yang telah ahli 'ilmu
telah menuntut berbagai macam ilmu dalam waktu yg
bertahun-tahun, karena Rasulullah sendiri telah mengatakan,
'' sampaikanlah(ilmu) dari ku walaupun hanya satu ayat'',
dan perkataan Rasulullah ini diperkuat dalam hadits riwayat
sunan Abu Dawud berikut.
ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻣُﺴَﺪَّﺩٌ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻳَﺤْﻴَﻰ ﻋَﻦْ
ﺷُﻌْﺒَﺔَ ﺣَﺪَّﺛَﻨِﻲ ﻋُﻤَﺮُ ﺑْﻦُ ﺳُﻠَﻴْﻤَﺎﻥَ
ﻣِﻦْ ﻭَﻟَﺪِ ﻋُﻤَﺮَ ﺑْﻦِ ﺍﻟْﺨَﻄَّﺎﺏِ ﻋَﻦْ
ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﺑْﻦِ ﺃَﺑَﺎﻥَ ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻴﻪِ
ﻋَﻦْ ﺯَﻳْﺪِ ﺑْﻦِ ﺛَﺎﺑِﺖٍ ﻗَﺎﻝَ ﺳَﻤِﻌْﺖُ
ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ
ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳَﻘُﻮﻝُ ﻧَﻀَّﺮَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺍﻣْﺮَﺃً
ﺳَﻤِﻊَ ﻣِﻨَّﺎ ﺣَﺪِﻳﺜًﺎ ﻓَﺤَﻔِﻈَﻪُ ﺣَﺘَّﻰ
ﻳُﺒَﻠِّﻐَﻪُ ﻓَﺮُﺏَّ ﺣَﺎﻣِﻞِ ﻓِﻘْﻪٍ ﺇِﻟَﻰ ﻣَﻦْ
ﻫُﻮَ ﺃَﻓْﻘَﻪُ ﻣِﻨْﻪُ ﻭَﺭُﺏَّ ﺣَﺎﻣِﻞِ ﻓِﻘْﻪٍ
ﻟَﻴْﺲَ ﺑِﻔَﻘِﻴﻪٍ
Telah menceritakan kepada
kami Musaddad telah
menceritakan kepada kami Yahya dari Syu'bah telah
menceritakan kepadaku Umarbin Sulaiman dari putera Umar
bin Al Khathab, dari
Abdurrahman bin Aban dari Ayahnya dari Zaid bin Tsabit ia
berkata, "Saya mendengar
Rasulullah shallallahu’alaihi
wasallam bersabda: “Semoga
Allah Ta’ala memberi cahaya kepada seseorang yang
mendengar sebuah hadits dari kami, lalu ia menghafalkan
dan
menyampaikannya kepada orang lain. Mungkin saja orang
yang membawa ilmu itu bukan orang yang memahaminya.
Mungkin juga orang yang
membawa ilmu itu
menyampaikannya kepada yang
lebih paham darinya” (Sunan Abu Dawud (3/322) no. 3660).

Sekolah formal jamaah (SFJ)

Bersama Prof. DR. Ir. KH. Abdulloh Syam, MSc. stlh bahas
program sekolah formal jamaah. Alhamdulillaah lur beliau siap
memfasilitasi dan mengarahkan strategi pewujudan SFJ ini.
Semoga Alloh paring tahun ini bisa terwujud dgn aman selamat
lancar barokah. Aamiiin.
Konsep sekolah formal jamaah ini:
1. berwawasan internasional
2. berkarakter islam yg murni berdasarkan Qur'an Hadits
3. mudah untuk dibangun di daerah2
4. sistem management yg tinggal copas tdk perlu bikin
dari nol.
5. siswa/i tidak dipungut biaya alias GRATIS. Adapun yg
mau sodaqoh utk kelangsungan sekolah disyukuri
Pembinaan umat adalah kewajiban seluruh jamaah.
Keberlangsungan jm ini adalah tanggung jwb semua pihak.
Kunci suksesnya adalah keikhlasan dan 6 tbt lhr.
Program ini murni akhirat oriented bukan profit oriented
sehingga setiap rupiah yg dihabiskan utk program ini
bernilai ibadah.

Senin, 01 September 2014

Sidang gugatan pencemaran nama baik

Terdakwa kasus pencemaran nama baik Senkom Mitra Polri,
Adam Amrullah siang ini, menjalani persidangan dengan
agenda pembacaan putusan majelis hakim di PN Bekasi.

Lintas Berita Siang
Sidang gugatan pencemaran nama baik SMP terhadap AA
baru saja berakhir. Hari ini vonis pengadilan dan hakim
telah memutuskan vonis 1 tahun penjara dan denda 100
juta rupiah.
Sidang berlangsung sekitar pukul 10 pagi dan berakhir
sekitar pukul 12 siang ini.
Demikian sekilas info.




Tag :
Adam amrulloh sidang
Terbaru sidang perkara
2 september 2014